Kali ini siswa Jurusan teknik pengolahan migas dan petrokimia praktek mengubah limbah plastik menjadi minyak (Bensin dan Solar). Sebagai rasa perduli terhadap lingkungan sekitar, limbah menjadi permasalahan lingkungan yang serius karena semakin banyaknya jumlah limbah plastik yang ada dan tingkat kebahayaan yang dapat ditimbulkan dari limbah plastik bagi makhluk hidup lainnya.
Proses mengubah plastik menjadi Bahan bakar adalah proses konversi ini dilakukan dengan metode thermal cracking, yaitu pembakaran pada suhu tinggi tanpa oksigen. Proses pembakarannya dilakukan selama 45 menit dengan suhu 300-400°C. Hasil pembakaran satu kilogram plastik menghasilkan satu liter bahan bakar berupa bensin dan solar ( harus uji Lab untuk mengetahui kadar yang terkandung).
Konsep
dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari polimer penyusun plastik. Polimer
tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan
hidrogen (H2O).
Untuk
menghasilkan premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek,
yakni C6-C10. Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai
hidrokarbon dengan molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan
C16-C20 (solar).
Pada proses
akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap
digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan gum
atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan
panjang rantai hidrokarbon.
Untuk
memproses limbah plastik menjadi bahan bakar yang dikehendaki perlu alat.
Sekilas, bentuk alat mirip tripod kamera atau handycam dengan sejumlah kaki
penopang. Yang diutamakan adalah fungsinya.
Dibimbing
langsung oleh sang penemu alat dan Guru di SMK Negeri Kimia madiun Bapak TRI HANDOKO MOEDJI W, S.Pd,M.T. Peraih gelar master Mekatronika Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0l24b2SIRSKAojdcBEftCYWZ5PAEuRPmud5Mewz7_9QnjDtHEku3DV1saLMjYGEjMYE_OyRcrRNhNQktACcBMFIDbkB7FwbC7N54JoGjm9EmmK7Z6FuONGWavJ-KQ7TZ3Fgj1oKB26Lw/s320/20180118104904.jpg)
Untuk
memperoleh uap, tangki reaktor dihubungkan kondensor atau pengembun yang berada
di atas tangki. Diperlukan minimal dua kondensor untuk memisahkan uap yang
mengandung rantai molekul pendek dengan uap yang mengandung rantai molekul
panjang. Penyaluran uap ini menggunakan pipa besi sehingga tahan suhu tinggi
atau panas.
Selanjutnya,
pada setiap kondensor dipasang pipa penyalur untuk mengalirkan embun dari uap
yang dihasilkan. Tetes demi tetes embun ditampung dalam botol sebelum proses
refinery. Begitulah rangkaian proses pembuatan minyak berbahan limbah plastik.
Satu kg
limbah plastik menghasilkan 1 liter bahan dasar minyak atau minyak mentah.
Ketika diolah jadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9 liter. Kotoran
yang melekat pada plastik turut memengaruhi. Demikian pula kualitas plastik
yang dipakai. Makin bagus kualitas plastik yang diolah, makin tinggi pula hasil
yang didapat.
Hasil uji laboratorium SMKN 3 Kota Madiun menunjukkan, solar limbah plastik menghidupkan mesin pemotong rumput. Meski belum diuji coba pada kendaraan bermotor, premium limbah plastik telah diuji kromatografi gas pada laboratorium PT Sucofindo.
Inovasi itu
memenangi kompetisi Teknologi Tepat Guna tingkat kota, dan dipamerkan pada
Toyota Eco-Youth VI Jakarta.
Manfaat yang
lebih diharapkan dari inovasi adalah membantu mengatasi masalah lingkungan,
meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan tawaran solusi mencari energi
alternatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar